Sparring pada Karate Full Contact System

Posted by Syauqi Tuesday, October 28, 2014 0 comments
Oss!

Kyokushin Pemula - Sparring pada Karate Full Contact System

Sparring adalah berlatih tanding antara dua orang dan biasanya dilakukan tidak dengan 100 persen power. Sparring sangat diperlukan untuk membangun reflek dan melatih timing dalam kumite. Sparring ini menjadi lebih penting lagi ketika seorang karateka akan menempuh pertandingan kumite. Bagaimanakah cara melakukan sparring yang baik? apa saja yang sebaiknya perlu diperhatikan dalam sparring? Berikut ini penulis akan mencoba mengulas tentang sparring.

Latihan sparring dapat meningkatkan kemampuan kumite dengan pesat dengan resiko cedera minimal.

Kumite adalah hal yang harus dikuasai seorang karateka. Semakin senior, tehnik yang dimiliki harus semakin bertambah. Tetapi untuk melatih ini, butuh banyak latihan kumite yang banyak. Kita tahu bahwa kumite menyebabkan luka-luka dan cidera yang terkadang bisa fatal. Untuk itu para pembina di dojo lebih sering melatih sparring daripada kumite, karena pada sparring power yang dipakai tidak maksimal, hanya asal membentur tubuh lawan saja. Sehingga tehnik yang dipelajari bisa maksimal dengan resiko cedera yang minimal. Karena power yang digunakan tidak 100 persen, maka ketika kumite yang sesungguhnya, yang diperlukan hanya menambahkan power pada serangan kita.

Jika kamu ingin belajar berenang, lompatlah ke air. Di daratan, tidak akan ada pemikiran yang akan membantumu,

Sparring adalah kondisi terdekat dengan kumite sesungguhnya, dan hal inilah yang membuat sparring sangat penting. Berikut ini hal-hal yang dapat meningkat seiring peningkatan pemahaman dan jam terbang kita tentang sparring:

1. Maai - Yaitu jarak antara kita dan lawan. Jarak ini bukan sekedar jarak tubuh kita dengan tubuh lawan, tapi lebih tepatnya adalah jarak antara serangan kita hingga bisa mengenai sasaran pada tubuh lawan.

Gambaran ketika karateka memperpendek jarak maai hingga tidak ada jarak lagi, alias telah melakukan serangan.

2. Ritme - Yaitu bagaimana cara mengacaukan ritme lawan, atau dengan kata lain membuyarkan konsentrasi lawan supaya lawan kebingungan melakukan apa. Di saat inilah kita bisa mulai melakukan serangan kombinasi-kombinasi kita.

3. Timing - Yaitu mengetahui kapan timing dari serangan lawan dan mengetahui kapan harus mulai menyerang di antara sela-sela serangan tersebut.

Mengetahui timing yang tepat bisa membuat si beruang mendapatkan makanan ketika salmon melompat.

4. Kombinasi - Yaitu mengetahui kapan kita harus memulai kombinasi kita ketika lawan kita bergerak maju, mundur, dan men-counter serangan kita.

5. Footwork - Yaitu mengetahui kapan kita harus bergerak maju untuk masuk dan keluar dari jarak serang lawan, atau bahkan bergerak ke samping untuk menghindari serangan lawan.

Menguasai kapan masuk dan keluar dari jarak serang lawan bisa dimanfaatkan untuk menambah efektifitas serangan.

6. Kecepatan - Kita akan jadi lebih memahami kapan kita harus menggunakan kecepatan ekstra sesaat sebelum lawan memblok serangan kita, begitu juga dengan kita ketika menghindar dari serangan lawan.

Dalam kecepatan terdapat daya rusak.

7. Keseimbangan - Kita akan lebih bisa mengontrol keseimbangan kita ketika melakukan pergerakan kumite, sehingga tidak ada lagi kejadian dimana kita melakukan tendangan, tapi terhuyung-huyung setelah serangan kita mencapai puncak serangan tapi tidak mengenai lawan.

Keseimbangan akan semakin membaik seiring dengan berjalannya waktu.

8. Reaksi - Kita akan lebih cepat dalam merespon gerakan lawan, terutama pada peluang-peluang yang terbuka untuk diserang.

9. Fokus - Kita akan lebih bisa fokus dan tidak terlalu terpengaruh oleh lingkungan. Sorakan penonton pun kadang jadi tidak terdengar.

Berusahalah fokus pada serangan kita. Jangan mudah terpengaruh gerakan-gerakan tipuan oleh lawan.

10. Cardiovascular - tingkat fit dari tubuh kita akan beradaptasi dan meningkat pada seluruh bagian gerak kita.

keseluruhan tubuh akan menjadi lebih fit dengan seringnya melakukan gerakan basic dan kumite.

11. Stamina - Stamina otot kita akan bertambah, yang artinya otot kita lebih bisa menahan rasa lelah lebih lama.

12. Conditioning - Yaitu tubuh kita akan beradaptasi sehingga ketika ada serangan masuk, kita akan belajar mengabaikan rasa sakit itu dan terus melangkah.


Tapi walaupun beberapa warga suka sparring karena tehnik yang bisa dipelajari sangat banyak tanpa cedera berlebihan, ada juga warga yang tidak menyukai sparring. Berikut ini beberapa hal yang membuat warga tidak menyukai sparring:

1. Tidak punya senjata dan tidak PD
Tidak pede dengan kemampuannya sendiri dan terlalu kuatir untuk kena pukul. Hal ini sering terjadi pada warga pemula yang belum punya rencana penyerangan, kombinasi, atau bahkan pukulan atau tendangan yang baik. Hal ini dapat diatasi dengan sparing dengan senior yang hanya men-defend dan tidak membalas. Dengan begitu lama kelamaan, karateka tersebut akan mulai mengembangkan pola serang, kombinasi, dan keberanian untuk kena pukul.

2. Sparring partner yang payah
Tujuan sparring adalah berlatih untuk jadi lebih baik, dan syarat untuk itu adalah dengan sparring partner yang saling mendukung sehingga kedua belah pihak sama-sama belajar. Ada karateka yang ketika sparring menyerang sejadi-jadinya dengan full power, sehingga partnernya tidak akan bisa belajar apa-apa. Tetapi ada juga karateka yang tidak tahu harus berbuat apa, sehingga partnernya bisa melancarkan serangan dan banyak belajar.

Sparring partner yang tidak bisa diajak kerja sama, hanya membuat kita cedera saja.

Sparring adalah metode berlatih kumite, dan jika kita tidak mendapatkan apa-apa pada saat sparring maka sesi latihan itu hanya sia-sia. Jika seorang karateka memukul terlalu keras, maka partnernya akan merasa tidak nyaman dan hanya akan takut kena pukul. Sebaliknya, jika karateka hanya diam saja tanpa mengerti apa yang harus dilakukan, maka partnernya sama saja dengan memukul sansak yang diam.

Tapi sparring partner yang baik adalah yang dapat mengimbangi lawannya. Ketika pengalaman lawan masih jauh di bawahnya dia, maka dia akan mengurangi power dan kecepatan serangannya supaya partnernya bisa berkembang. Sisi positif dari mengurangi power dan kecepatan, karateka bisa lebih melatih tehniknya dengan cara mencoba-coba tehnik yang jarang dipakai, atau sekedar mencari ritme dan kombinasi baru.


Yang harus dilakukan agar mendapatkan sparring yang optimal:

1. Mencari partner yang ideal
Cari warga yang juga memiliki minat untuk sparring, tinggi, berat badan dan tingkatan yang kurang lebih sama. Sampaikan niat anda untuk belajar sparring.

Sparring partner yang ideal dapat membuat kita banyak belajar tehnik.

2. Jangan gunakan power yang berlebihan
Power yang berlebihan akan merusak segalanya, tapi pastikan semua serangan masuk ke tubuh lawan. Dengan kedua belah pihak merasa nyaman, maka tehnik akan mengalir keluar dengan sendirinya.

3. Respect, bukan ego
Hormati sparring partner anda. Jangan sok karena kita memiliki satu atau dua gerakan yang bagus, dan dia tidak punya. Atau jangan minder karena kita tidak bisa sehebat lawan kita. Minta maaf jika tidak sengaja melakukan pelanggaran seperti memukul muka atau kemaluan. Puji lawan jika memang ada serangannya yang baik, supaya lawan kita memiliki kepercayaan diri lebih dengan serangannya. Usahakan kita dan lawan sparring kita sama-sama berkembang. Jika saling respect, maka sparring berikutnya akan lebih nyaman lagi.

4. Review
Setelah selesai sparring, tanyakan apa yang kurang dari kita kepada lawan sparring kita atau ke pembina.


Kesimpulan

Belajarlah untuk tidak brutal dengan momen sparring ini, gunakan sparring bukan untuk menang melawan partner anda, tetapi untuk sama-sama belajar. Beda orang, beda gaya kumite, beda ketajaman serangan, beda cara mengatasinya. Dengan semakin banyak sparring dengan bebagai tipe, semakin banyak peluang kita untuk semakin siap menangani berbagai macam gaya kumite.

Semoga bermanfaat.

Oss!


Artikel Terkait

Baca Selengkapnya ....

Serangan Seiken pada Kyokushin Karate

Posted by Syauqi Sunday, October 19, 2014 1 comments
Oss!

Kyokushin Pemula - Serangan Seiken pada Kyokushin Karate

Serangan-serangan seiken adalah serangan yang paling standard. Kalau diijinkan, penulis ingin menyebutnya serangan paling primitif dalam artian sangat dasar, karena seorang anak kecil yang baru belajar berkelahi pun pasti menggunakan serangan ini walaupun dengan gerakan yang sangat kacau.

Tameshiwari oleh Grandmaster Oyama dengan menggunakan Seiken Chudan Tsuki.

Seiken adalah bentuk kepalan tangan yang menggunakan kento, yaitu pangkal jari telunjuk dan jari tengah ketika tangan terkepal sebagai bagian yang dihantamkan ke tubuh lawan. Penjelasan tentang kento ini dapat dilihat di Kento, Rahasia Pukulan Kyokushin

Gerakan ini diawali dengan meletakkan kepalan tangan di samping dada, kemudian melontarkannya ke tubuh lawan. Kebanyakan serangan seiken ini adalah bentukan dari tsuki, yaitu pada saat menyerang, bobot lengan dilontarkan sepenuhnya ke depan dan tidak ditarik kembali setelah serangan berakhir.

Cara ini akan memberikan power yang lebih keras dibandingkan serangan yang setelah mengenai tubuh lawan, ditarik kembali(dalam dunia tinju dikenal dengan istilah Jab, dalam kyokushin dikenal dengan nama seiken ago uchi). Uraian lebih jelas tentang jenis pukulan tsuki ini, bisa dibaca di Serangan Tsuki pada Kyokushin Karate

Berikut ini macam-macam serangan standard yang menggunakan seiken:

a. Seiken Cudan Tsuki

Karateka di sebelah kanan melakukan Seiken Chudan Tsuki tepat ke uluh hati lawannya.

Yaitu pukulan lurus menggunakan seiken dari samping dada melaju ke arah uluh hati lawan. Bagian yang dipukulkan adalah kento. Seiken artinya adalah kepalan tangan dengan kento di depannya, cudan artinya arah uluh hati, dan tsuki artinya setelah serangan puncak (saat tangan telah lurus dan kento mengenai sasaran), tangan tidak ditarik kembali.
Serangan dari Seiken Cudan Tsuki ini dibagi tiga menurut arah pukulannya, yaitu ke arah atas atau Jodan dan bawah atau Gedan. Seiken Jodan Tsuki mengarah ke atas, sekitar hidung lawan, sedangkan Seiken Gedan Tsuki mengarah ke bawah, sekitar perut lawan.

b. Seiken Ago Uchi

Peragaan oleh Akiyoshi Matsui untuk kuda-kuda pada gerakan Seiken Ago Uchi. Pukulan ini diutamakan kecepatannya, sehingga posisi kepalan tangan tidak disamping dada seperti biasanya.

Yaitu pukulan lurus ke arah dagu lawan dan setelah selesai ditarik kembali sehingga menyerupai jab. Jenis pukulan yang ditarik ini, tidak akan memberikan efek sekeras pukulan jenis Tsuki, tapi memiliki keunggulan berupa kecepatan yang lebih baik.
Pukulan ini paling berbeda dari yang lainnya karena ancang-ancang dimulai di samping telinga, dan setelah pukulan sampai pada puncak pukulan, tangan langsung ditarik kembali tanpa menunggu serangan oleh tangan satunya.

c. Seiken Mawashi Gamen Uchi


Yaitu pukulan melingkar ke arah pelipis lawan. Lintasan kento sangat pas untuk menghantam pelipis karena lintasa berasal dari luar. Cara melakukannya adalah dengan meletakkan tangan kanan di belakang pinggang, dan tangan kiri mengikuti menutupi rusuk kanan. Dari posisi tersebut, gerakkan tangan kanan memutar ke arah samping, kemudian ke atas, melewati pelipis, dan berhenti tepat di depan kedua mata. Setelah itu posisikan tangan kiri di belakang pinggang dan lakukan hal yang sama.

Pada posisi ini, serangan Seiken Gamen Uchi akan sangat efektif

Pukulan ini akan efektif jika kita sedang diancam orang dengan posisi mencengkeram kerah kita, karena pada saat itu, pelipis lawan berada dalam posisi terbuka dan berada di lintasan seiken mawashi gamen uchi.

Baca juga, daftar seluruh serangan dasar menggunakan tangan dari kyokushin di Pukulan Dasar pada Kyokushin Karate.

Demikian macam-macam jenis pukulan standard dengan seiken. Semoga membantu.

Oss!

Artikel Terkait

Baca Selengkapnya ....

Kuda Kuda Dasar Kyokushin Karate

Posted by Syauqi Thursday, October 2, 2014 0 comments
Oss!

Kyokushin Pemula - Kuda Kuda Dasar Kyokushin Karate

Dachi atau kuda-kuda dalam karate seringkali terabaikan, padahal kurikulum kyokushin disusun oleh sosai Masutatsu Oyama dengan sungguh-sungguh dan berdasarkan dari pengalaman nyata menjalani puluhan ribu jam berlatih dan kumite bahkan lebih. Apa sebenarnya makna dari kuda-kuda itu? Apakah tidak penting seperti anggapan banyak orang? Apa saja kuda-kuda dalam kyokushin karate yang ada? Berikut ini penulis akan menjelaskan masing-masing dari kuda-kuda standard yang ada dalam kyokushin karate.

Fudo dachi, sikap berdiri seorang karateka

Kuda-kuda dapat diartikan sebagai sikap berdiri. Sikap berdiri adalah landasan dari segalanya, karena kita bertumpu pada kaki kita. Pernahkah kita melihat orang yang serangan-serangannya bagus, tapi ketika terkena serangan Mawashi gedan geri yang telak, kemudian tidak bisa berdiri tegak, terpincang-pincang, kemudian terhuyung-huyung dan dinyatakan kalah? Itu artinya, sehebat apapun serangan kita, tidak akan berarti apa2 jika kita tidak bisa berdiri dengan posisi yang benar untuk menyerang.

Ketika menyerang, misalnya memukul, sikap berdiri atau kuda-kuda adalah landasan utama serangan. Kuda-kuda mendukung pergerakan dari laju bagian tubuh yang dipukulkan, beserta hentakan dan sentakan pada timing yang tepat. Selain itu, kuda-kuda yang tepat juga bisa membuat perpindahan berat badan yang bisa menambah kekuatan serangan.

Dalam Kyokushin Karate, ada banyak jenis Sikap berdiri mulai dari yang umum kita lihat, sampai yang agak aneh bagi masyarakat awam. Berikut ini macam-macam sikap berdiri pada kyokushin karate:

Fudo dachi
Posisi berdiri normal. Posisi kaki selebar bahu dan telapak kaki tidak sejajar ke depan, tapi sedikit dibuka. Tangan terkepal di samping dengan posisi siap, tidak menjuntai. Sikap berdiri ini adalah yang paling sering digunakan. Jika sedang tidak melakukan basic, atau menunggu, posisi inilah yang selalu diinstruksikan oleh pembina.

Posisi Fudo Dachi. posisi berdiri yang paling umum.

Heisoku dachi
Rapatkan kedua kaki hingga tumit ketemu tumit dan jempol kaki ketemu ujung jempol.

Heisoku Dachi, posisi berdiri dengan ujung jempol kaki dan tumit dirapatkan.

Musubi dachi
Posisi hampir mirip dengan posisi heisoku dachi. Posisi ini adalah posisi berdiri biasa, dengan kedua tumit bertemu, tetapi ujung jempol berjauhan membentuk sudut 45 sampai 60 derajat. Berat badan bertumpu pada tumit.
Musubi Dachi, sikap ini selalu ada dalam latihan pemanasan calisthenics.

Heiko dachi
Posisi berdiri normal dengan posisi kaki berjarak selebar bahu, dan posisi kaki sejajar menghadap ke depan.
Heiko Dachi, Posisi jari-jari kaki menghadap lurus ke depan.

SotohachiJi dachi
Soto berarti luar. Dari posisi Heiko Dachi, geser jempol kaki saling menjauh sampai membentuk sudut 45 sampai 60 derajat dengan tumit.

SotohachiJi Dachi

UchihachiJi dachi
Uchi berarti dalam. Dari posisi Heiko Dachi, tumpukan berat badan ke jempol kaki, kemudian geser tumit saling menjauh sampai membentuk sudut 45 samapi 60 derajat dengan jempol kaki. Pada posisi ini, posisi pergelangan kaki, pinggang, dan lutut sedikit turun.

UchihadhiJi Dachi, arah jemari kaki masuk ke dalam. Sekilas agak aneh bukan?

Sanchin dachi
Posisi sama seperti UchihachiJi, hanya saja salah satu kaki maju satu telapak. Jadi nantinya tumit dari kaki depan akan segaris horizontal dengan jempol kaki belakangnya. jempol kaki tetap menghadap ke dalam dan merendah. Posisi sanchin dachi yang umum adalah kaki kanan di depan dan dalam dojo disebut sanchin dachi kanan.

Sanchin Dachi, kuda-kuda yang digunakan pada sesi latihan pertama ketika melakukan basic pukulan.

Moroashi dachi
Pada posisi berdiri tegak, buka kaki selebar bahu kemudian majukan kaki kanan satu telapak ke depan. Kedua kaki menghadap lurus ke depan dan lutut sedikit ditekuk.

Moroashi Dachi, sama seperti sanchin Dachi tapi versi tanpa mencengkram.

Kokutsu dachi
Dari posisi berdiri tegak, majukan kaki kiri persis ke depan telapak kaki kanan. Setelah itu rendahkan posisi tubuh dengan menekuk kedua lutut. Putar telapak kaki kanan dengan poros tumit sampai menghadap persis ke kanan, dan hadapkan telapak kaki kiri ke depan. Mundurkan badan sehingga kaki kanan akan menahan 70% berat badan dan kaki depan hanya 30% agar ketika disapu, tidak akan membuat badan kita kehilangan keseimbangan. Jangan lupa kaki kiri agak berjinjit.

Kokutsu Dachi, bayangkan melakukan posisi ini selama 10 menit saja...

Nekoashi dachi
Dari posisi Kokutsu dachi, tarik kaki depan sedikit mundur, kemudian tarik tumit tinggi-tinggi tetapi chusoku (pangkal jari kaki) masih menempel di lantai. Posisi tulang kering tegak lurus keatas.

Nekoashi Dachi, perbedaannya dengan Kokutsu Dachi adalah jarak antara telapak kaki lebih sempit dan tumit diangkat tinggi.

Kakeashi dachi
Dari posisi tegak berdiri, putar tubuh ke arah kiri dan angkat tumit kaki depan (kiri), kemudian turunkan tubuh, sehingga seakan-akan kita menduduki kaki kita.

Kakeashi Dachi, cukup sulit ketika pertama mencoba, tapi setelah mengerti fungsinya, akan mudah.

Zenkutsu dachi
Dari posisi tegak berdiri, mundurkan salah satu kaki ke belakang sampai berjarak dua lebar bahu. Kaki belakang tetap dalam keadaan lurus. Ujung jari kaki depan mengarah persis lurus ke depan sedangkan ujung jari kaki belakang menghadap samping sehingga kedua telapak kaki membentuk sudut 45 derajat. Tekuk kaki depan serendah-rendahnya hingga paha dan betis membentuk sudut 90 derajat.

Zenkutsu Dachi, posisi yang cukup sering digunakan, hampir selutuh gerakan jalan menggunakan posisi ini.

Kiba dachi
Posisi menunggang kuda. Dari posisi berdiri tegak, buka kaki selebar dua bahu, dan posisi ujung kaki menghadap sejajar ke depan. Tekuk lutut seperlunya.

Kiba Dachi, Posisi menunggang kuda. Dalam gerakan basic, kuda-kuda ini dipakai untuk gerakan uraken (uppercut) dan hiji oroshi uchi (serangan sikut mengarah ke bawah).

Shiko dachi
Dari posisi kiba dachi, dengan bertumpu pada tumit, lebarkan jarak antara dua jempol kaki sehingga membentuk sudut 90 derajat. Ini adalah posisi sumo.

Shiko Dachi, posisi sumo.

Tsuruashi dachi
Dari posisi tegak, angkat kaki sehingga tumit berada pada lutut kaki sebelahnya.

Tsuruashi Dachi, posisi kucing.
Semoga bermanfaat.

Oss!

Artikel Terkait

Baca Selengkapnya ....

Bloglog

Histats counter code

Visit Syauqi at Ping.sg